Dwi Karyanto (Direktur Eksekutif LSM LITA) |
Sebuah Amanah merupakan perestasi yang diberikan oleh Tuhan kepada hambanya, pemilihan atau proses Demokrasi hanya sebuah realitas yang bersifat formalitas belaka . Selebihnya pemikiran serta tujuan merebut amanah dimaksud harus berjalan sesuai harapan serta angan angan semula, artinya amanah yang dijalankan akan lebih bermakna bila berdampingan dengan sebuah hasil karya yang cerdas dalam membungkus keutuhan manfaat bagi semua masyarakat .
Sangat jelas bahwa kemampuan menyetir roda politik akan mempengaruhi sebuah kemajuan ekonomi, dan bericara ekonomi merupakan gabungan secara implisit sebuah karya politik, nah akan terlihat bagaimana gerbong politik yang harus diciftakan ?? bersifat global kah atau hanya seputar kepentingan kelompok yang akan melahirkan sebuah malapetaka atau kehancuran dalam sebuah akhir perjalanan sebuah " AMANAH " terlepas dari keputusan tuhan, maka manusia pelaku Amanah dimaksudlah yang membuat kehancuran dirinya dan kelompoknya .
Realitas sebuah kebanggaan dalam menjalankan amanah, tentu ada sebuah kandungan manfaat bagi manusia secara umum sehingga pelaku amanah yang mendekati kesempurnaan terkesan dan terlihat tetap miskin dam menata kepribadian dalam alam kehidupan duniawinya. Politik sebuah makna dari dimana kepentingan akan diletakan, namun bukan kepentingan yang menyesatkan banyak pihak dan membuat sebuah perumpamaan mimpi buruk yang akan berbias kepada banyak orang, dan disana ada makna sebuah Dosa dan kenistaan . Mempertahankan sebuah bentuk Egoisme tentunya akan mempercepat sebuah lapuknya nilai dan norma sbuah makna kepemimpinan, tidak ada nilai disana dan musnah keinginan semua pihak disana, ketika itu maka hilanglah rasa keinginan manusia untuk melihat siapa pelaku kehancuran dimaksud .
Sebuah senyum belum bermakna kesenangan atau kemenangan, tatkala hanya kelompok kecil yang tersenyum, maka jauhilah kesesatan itu, maka kembalilah serta resapilah apa sebenarnya tujuan hakiki nilai kepribadian menjadi pelaku amanah dalam tatanan kehidupan yang berstandar manusia buat manusia, cinta terlahir oleh cinta, kebanggaan lahir karena sebuah keberhasilan . Tetapi sebuah keberhasilan dalam hidup bukan bertahtakan sebuah penderitaan bagi manusia yang lain, mengenal harga diri tentu bukan dengan pasilitas dan kekayaan .... dan tentu prilaku lembut penuh kasih serta tak tenang hati melihat masih ada penderitaan terhadap semua yang merasakan .
Akankah semua mengerti betapa sulit sebuah penderitaan untuk dipertahankan dengan penuh keterpaksaan, sehingga mereka akan meronta .... menolak sebuah pembiusan dan pembodohan yang bukan pada tempatnya. (Oleh : Dwi Karyanto Sutoyo)
1 komentar:
Oke terimakasih atas apresiasinya .
Posting Komentar